Selasa, 21 September 2010

Kemurahan hati seorang pelancong

Seorang pelancong melihat jauh kedepan daripada gerombolan wisatawan yang sibuk di Jalan Cobblestone, Venice, Italy.

Hal ini sangat menyedihkan terjadi dikota-kota besar. Kita sering mendengar ‘minta sedekahnya bapak/Ibu, saya belum makan beberapa hari ini?’.
Biasanya, ketika saya bertemu dengan pertanyaan itu. Kebimbangan dan rasa bersalah menghantuiku jika saya lewat tanpa memberikan sepeser uang ke mereka.
Perasaanku sakit ketika aku dalam perjalanan wisata di Venice, Italy 2006 silam. Aku sedang berada didalam sebuah café untuk berteduh. Diluar saya melihat seorang wanita tua duduk memelas disamping jalan untuk mengemis.
Segerombolan wisatawan hanya berjalan melewatinya tanpa belas kasihan. Seorang pelancong muda menum sembari berdiri agak jauh darinya. Dan saya tahu dia juga sedang mengamati wanita tua itu.
Wanita tua tersebut duduk dan tak bergerak. Sebuah selendang tipis digunakannya untuk melindungi tubuh rentanya dari suhu yang dingin. Sebuah pemandangan yang miris jika kita bandingkan dengan kemegahan kota Venice.
Segerombolan wasatawan lain sibuk berjalan sepanjang jalan itu, memandang sekejap kewanita tua dan berjalan melewatinya. Segerombolan lainya datang dan hanya melewati wanita tua itu. Pelancong muda tadi melihat-lihat gerombolan wisatawan tadi.
Saya telah bersiap-siap untuk pergi. saya berhenti dan melihat pelancong muda tadi menaruh uang receh pada botol wanita tua. Dia melakukanya dengan sedikit pamer, sekejap sebelum gerombolan wasatawan lain datang. Seperti yang saya lihat ketua dari rombongan tadi berhenti dan memberikan uang receh pada botol pengemis uzur tersebut. Tanpa sedikitpun perintah, para anggotanya mengikuti apa yang telah dilakukan oleh sang ketua. Pelancong muda tersebut telah membukakan jalan.
Tak lama setelahnya pelancong muda tersebut melakukanya sekali lagi. Dan yah …. Sekali lagi berhasil. Semua wisatawan saling berpartisipasi memberikan uang receh pada sang pengemis. Dia telah berhasil melakukan tugasnya. Sang pelancong muda mendekati pengemis tua dan berkata ‘semoga itu bisa sedikit membantu’ saya tidak pernah tahu apakah pengemis tua tadi mengerti apa yang telah dikatakan oleh pelancong muda tadi.
Aku berjalan dan mendekati wanita tua tadi, menaruh sedikit uang receh pada botolnya dan saya melanjutkan perjalananku. Rela melakukan hal kecil untuk merubah sudut pandang dan membukakan jalan bagi orang lain. Sungguh hal yang mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar